Sabtu, 23 Agustus 2014

Balada 8 tahun 3 bulan meninggalkan kampus

“Selamat datang di dunia nyata..”

“Welcome to the jungle…”

Itulah kalimat-kalimat pernyataan yang sering kita dengar saat kita menggunakan toga merayakan kelulusan kuliah dulu.

Kira-kira sudah 8 tahun 3 bulan saya meninggalkan kampus dan memasuki dunia kerja, dan jika di tarik benang merah-nya, dunia kerja saya tidak jauh dari yang namanya pipa dan ruang lingkup project..

Sejauh mana.. Sejauh mana selama 8 tahun 3 bulan ini…
Di umur yang semakin bertambah terus (*dewasa awal dan masih muda akhir.. =p) saya pernah bertukar pikiran dengan istri sesaat sebelum istrirahat…

Kira-kira begini isi percapakannya..

Saya   : “ Bun, tahun ini umur Ayah dah 32 tahun..  Dan ini gambaran master plan cerita waktu ayah…”
Bubun : “ Apa Yah..?”
Saya   : “2.5 tahun lagi cicilan rumah dan mobil lunas.. Dan insha Allah kita tidak punya cicilan lagi..”
                “Setalah itu lunas, kita mulai mulai menabung untuk berangkat Haji, karena kita tidak punya lagi kewajiban hutang piutang..”
“ Di umur 35 Ayah mau kuliah lagi.. Mungkin ngambil jurusan yang berhubungan dengan budaya, manusia dan sejarah.. Tapi belum tau apa ya jurusan yang meng-akomodir ilmu itu semua,hehehe.. “
“Dan di saat Ayah mulai kuliah lagi, bisnis home industry bubun di bidang design dan fashion, udah mulai bisa berjalan.. Si Dede' kan sudah besar juga..”
“Di umur 40 saat sudah selesai menunaikan ibadah Haji, Ayah ingin pensiun dari dunia professional sebagai karyawan, dengan masuk ke dunia pendidikan menjadi pengajar dan menjadi penulis…”
                “ Yah mungkin itu sedikit gambaran-nya Bun…”
Bubun : “Ouwww… begitu ya…”
                “Kalo bubun sih mikirnya, apa yang ada sekarang jalani saja dulu yang terbaik… nanti pelan-pelan kita jalani plan-nya, karena bubun ga suka berpikiran terlalu jauh…”
                “Itu aja…”
Saya   : “ Ya baik lah… mari kita tidur bun.. hehe..”

Ya itulah sedikit percakapan antara si Ayah yang suka bermimpi.. Dan si Bubun yang ga suka berpikiran terlalu jauh dan suka yang nyata-nyata saja…

Namun inilah kenyataan kita hari ini..
di sinilah kita sekarang, di dunia nyata..
di hutan belantara kehidupan itu..
yang terus bergerak dengan hitungan tick tock tick tock…
Sejauh mana.. sejauh mana… saya bisa bermanfaat buat orang lain..?



Balada 8 Tahun 3 bulan 'meninggalkan' kampus...
Semoga..
Semoga saya..
Bisa bermanfaat  bagi..
Manusia lain..
Amin..

Note:

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda,’
Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah.
Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lain.”
(HR. Thabrani dan Daruquthni)



Balada Candid Picture

Ada sebuah teori yang pernah saya baca di buku, kira-kira seperti ini :

Jika seseorang bisa mengambil foto candid seseorang dengan hasil bagus (* berhasil menangkap moment karakter seseorang itu dengan sangat mendalam) dan hal itu di lakukan di luar konteks pekerjaan sebagai fotographer, berarti sang pengambil foto itu punya “perasaan yang mendalam” terhadap objek foto-nya.

Entah teori itu benar atau tidaknya, tapi jika teman-teman pernah merasa dikirim foto candid oleh seorang teman dan dalam foto itu ‘berhasil menggambarkan moment karakter yang terdalam dari diri teman-teman’ (*indikasi-nya orang yang menjadi object foto suka dengan foto candid-nya), berarti secara teori di atas maka selamat anda punya tambahan penggemar,hehehe…



Balada Candid Pic (*secret admirer)

Karena kamu tak pernah tau
Saat aku menghentikan waktu
Untuk mengabadikan momen terbaikmu



Note :

Penulisan Balada ini sebagai cross check dari teori di atas, jika punya pengalaman dan itu benar, please info ya :D

*Candid camera : foto atau potret yang dibuat dengan cara sembunyi2 sehingga objek foto tidak menyadarinya. Cara ini biasanya menghasilkan foto yang terkesan wajar atau alami.umumnya tidak ada komunikasi antrara pemotret dan objek foto.keberhasilan foto sangat ditentukan oleh kemahiran pemotret mengungkapkan pesannya.oleh Karena itu pemotret harus ekstra tekun, jeli,teliti dan sabar.


Senin, 30 Juni 2014

Sebuah foto adalah sebuah cerita..

Foto di bawah saya ambil saat sedang on duty offshore dan yang menjadi objek foto adalah seorang mekanik senior yang sudah cukup berumur. Saat saya tunjukan hasil foto tersebut ke beliau, beliau sambil bercanda berkata ke saya : ”jangan di kirim ke orang rumah ya, nanti istri dan anak-nya bisa nangis liat bapak-nya lagi ‘nguli’ di laut”  Dan kemudian tertawa.. hehehe..



Menjadi seorang anak laki-laki, menjadi seorang suami, dan menjadi seorang Ayah…
Tidak mudah memang dan tidak perlu juga mempersulit diri…
Cukup doakan para lelaki hebat dalam hidup-mu.. 

Balada Memikul Tanggung Jawab Dunia & Akhirat
  
Lelahmu..
Jadi lelahku juga
Bahagiamu..
Bahagiaku pasti

*Malaikat juga tahu - Dee


Note :

Diakhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu :
Istrinya, Ibunya, Anak Perempuannya dan Saudara Perempuannya.

Artinya,
Bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang
lelaki, yaitu: suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.


Sabtu, 24 Agustus 2013

Balada lompat-lompat kecil




Balada lompat-lompat kecil


Lompat-lompat kecil..
Menjalani waktu
Bercanda dengan angin
Menyentuh palung lautan terdalam
Bermain-main bersama langit
Menyapa Matahari
Dan menabung rindu




Piufff..

Kamis, 22 Agustus 2013

Balada Back To Reality

Ada yang menarik dari status orang-orang di sosial media setelah melakukan cuti panjang di hari libur lebaran kemarin.Benang merah-nya yang saya tangkap kira-kira seperti ini : “Back to Reality..” *dengan nafas berat… hehehe…

Apa yang menarik dari fenomena itu? Bagi saya pribadi itu menimbulkan pertanyaan di hati kecil saya, jika kembali ke dalam rutinitas setelah libur panjang yang di artikan sebagai kehidupan nyata (*back to reality), maka liburan dan cuti panjang kemarin apakah sesuatu yang tidak nyata?

Berkumpul bersama keluarga, berlibur, bersilaturahmi yang kemarin itu apakah sesuatu yang semu? Mungkin perlu dijadikan renungan dan pertanyaan yang menarik buat diri kita sendiri, manakah yang nyata dalam kehidupan kita? “Di luar rumah” ataukah “di rumah”?




Balada "Back to Reality"

Apa yang menjadi nyata bagimu?
Dan apa yang menjadi tidak nyata bagimu?
Sudah ku katakan sebelumnya..
Jangan pernah tinggalkan hatimu!
Karena di sanalah sesuatu itu menjadi nyata atau tidak nyata
Itu yang aku mengerti, setidaknya…


Note:
Selamat menikmati yang “nyata-nyata ya…” =D

Senin, 22 Juli 2013

Balada Away Home from Home

“Dimana rumahmu?” pertanyaan simpel yang tidak mudah dijawab. Slogan ‘away home from home’ pertama kali saya baca di area kerja sumur minyak yang terpencil  di pesisir laut jawa. Slogan tersebut merubah mind set saya  bahwa tempat kerja yang terpencil ini adalah my away home. Dengan merubah cara pandang tersebut, membantu saya dalam menjalani rutinas kerja di tempat terpencil ini karena dalam mind set sekarang saya berada dimy away home. Jika kita melihat lebih luas lagi, mungkin bagi para supir truck yang mengantarkan keperluan logistik ke seluruh daerah, jalanan adalah away homebagi mereka. Ataupun kampung halaman (*rumah orang tua atau rumah masa kecil) yang merupakan away home bagi para perantau. Namun kita harus selalu ingat bahwa slogan tersebut diikuti dengan katafrom home. Jadi apapun keadaanya, kita tidak bisa selalu berada di away home.

“Jadi di mana rumahmu?” Apakah pertanyaan itu masih simpel untuk di jawab, jika iya.. maka bersyukurlah, karena dirimu tau kemana harus pulang setelah dari away home… Namun bagi beberapa orang, pertanyaan tadi sulit untuk di jawab… Percayalah…



Balada away home from home...

Pergilah sejauh-jauh kamu mampu
Arungi dunia..
Kejar lah Matahari terbit di Timur
Dan nikmati senja di Barat
Dan lingkaran itu akhirnya akan menuju satu titik
Pulang…


Note:Berpergian itu menyenangkan, dan pulang pun tidak kalah menyenangkannya… *anonim

Balada Seniman Kecilku..

Balada kali ini sekedar sharing sebuah tulisan dari Kahlil Gibran – Anak-anakmu…  Enjoy =D



Anak Anakmu (Kahlil Gibran)

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.