Rotasi perputaran tawa dan tangis dalam kehidupan pasti akan menyapa setiap cerita waktu manusia, no matter what… Seorang motivator hebat sekalipun, ada saat dia mengalami titik terendah dalam hidupnya dan membutuhkan bahu untuk bersandar.
Secara psikologis, apabila kita dalam titik terendah dalam hidup kita, rasa penat akan terasa di pundak, bagaikan membawa tas ratusan kg (*iya gtu ya ampe segitunya,hehehe..). Oleh karena itu manusia butuh pundak lain untuk membagi penat tersebut, dan tidak ada yang salah dengan semua itu..
Bahkan Mario Teguh pun dengan salam super-nya membutuhkan bahu lain untuk bersandar..
Saya teringat sebuah lagu lama dari Tommy Page, A Shoulder To Cry On, di mana dalam lagu tersebut menceritakan akan selalu ada bahu yang siap untuk berbagi.. Jadi tak perlu malu untuk bersandar, karena akan ada selalu bahu untuk berbagi.. Sekali lagi, karena kita tak pernah benar-benar sendirian…
Balada "A Shoulder To Cry On.."
Manusia biasa..
Dengan sebuah bahu yang luar biasa
A Shoulder To Cry On..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar