Senin, 30 Juli 2012

Balada Surat Cinta


Surat cinta merupakan sesuatu yang menarik untuk di bahas dalam balada kali ini. Mungkin di pola pikir kebanyakan orang, surat cinta itu hanyalah milik muda-mudi yang hatinya sedang berbunga karena jatuh cinta, dulu orang tua kita sering menyebutnya dengan sebutan jaman “cinta monyet” (*ga ngerti kenapa perumpamaan ini menggunakan binatang monyet, anyone know? hehehe..). 

Saya melihat, komunikasi merupakan sesuatu sangat penting dalam menjalin sebuah hubungan. Salah satu media komunikasi tersebut adalah tulisan. Dan turunan dari media tulisan itu salah satunya adalah media surat. Dan turunan dari surat itu salah satunya adalah surat cinta. 

Dan munculah pertanyaan, kapan saya terakhir menulis surat cinta? Pertanyaan ini muncul, karena dua hari yang lalu istri saya menulis email kepada saya yang bagi saya tulisan tersebut adalah surat cinta.. Maka hari ini, melalui balada saya akan menulis surat cinta untuk untuk istri saya di daratan sana sebagai balasannya… (*kapan ya saya terakhir surat cinta.. Lama sekali.. sampai hari ini..)


 Surat dari istri saya :

Sat 7/28/2012 4:37 PM

Dear kakandaku sayang..

Di sini terlampir beberapa foto yang sekiranya ingin kakanda untuk dikirimi sebagaimana pesan teks kita terdahulu. Yang mana foto ini adalah foto yang kita ambil beberapa waktu silam di masa kita saling melepas lelah di suatu tempat kala itu..

Demikianlah surat beserta lampirannya yang adinda coba kirimkan. Semoga dengan ini dapat menyenangkan hati kakanda di sana.

Salam rindu dari adinda dan ananda di sini,
Vivi Machzery Putri dan Syauqina Myiesha


lampiran foto yang dikirimkan dalam email istri saya

Dan balasan saya (*mencoba menulis surat cinta..):

Dear adinda dan anandaku sayang..

Terima kasih untuk kiriman foto-fotonya..
Menghangatkan hati kakanda di tengah lautan lepas, dan menjadi pelepas penat di tengah-tengah tekanan project yang sedang kakanda kerjakan.

Adinda dan ananda,
Besok kakanda pulang, walau hanya sejenak..
Karena kakanda harus kembali melaut hari senin di waktu di minggu yang depan..

Tunggu kakanda di depan pintu…
Dan jangan pernah bosan menunggu


Salam rindu dan doa dari kakanda

Ismail


Note:

Happy Great Monday and “mulailah menulis surat cinta.. =D

Jumat, 27 Juli 2012

Balada 0 km

Zaman dimana teknologi terus berkembang dalam hitungan hari, di mana dunia kini tak lagi berjarak, saya ingin menuliskan sebuah balada 0 Km yang merupakan satu dari ribuan keajaiban sebuah hati. 

Tuntutan globalisasi kadang membuat kita harus berangkat lebih pagi, pulang lebih malam, bahkan sampai tidak pulang untuk satu dua hari, bahkan minggu atau bulan. Namun globalisasi menyiapkan juga sebuah teknologi untuk memangkas ke-berjarakan itu. 

Lalu saya berpikir, bagaimana dengan orang-orang dulu? Di jaman teknologi komunikasi tidak secanggih hari ini, mereka bisa bertahan dan baik-baik saja.. Mungkin jawaban saya bisa jadi salah, namun jika saya boleh berpendapat “orang-orang dahulu memiliki hati yang tak berjarak.. 0 Km…”


Bandung 0 km



Balada 0 km

0 Km
Tak perlu kita lari-lari tertatih mengejar waktu.. Karena takkan mampu
Kita nikmati saja jalan gontai kita sambil bergandengan tangan.. Apapun keadaanya..

0 Km
Itulah keberjarakan hati kita seharusnya
Di saat teknologi tak lagi mampu menampung rindu..

0 Km
Orang tua kita telah membuktikannya dulu.. Lama sekali..
Membuktikan keajaiban hati itu memang ada

Karena hati tak pernah berjarak.. Rasakan dan percayalah..


Note:


Dari 0 km lautan lepas..



Selasa, 24 Juli 2012

Balada Kedai kopi

Balada berikut terinspirasi dari buku yang sekarang sedang saya baca.. “The Coffee Shop Chronicles” – 33 kisah, 22 penulis, 1 benang merah”



Begitu halaman buku ini dibuka, ada kutipan lirik dari sebuah lagu Falling In Love At a Coffee Shop – Landon Pigg (*percayalah lagu ini recommended untuk didengar, klo belum dengar yaaa.. monggo di cari, hehehe).  Untuk sementara bisa disimak liriknya di bagian bawah tulisan ini.

Ada sesuatu yang out of box dari penulisan buku ini. Dengan setting yang sama yaitu di sebuah kedai kopi yang bertempat di Yogya, muncullah berbagai kisah dari para pengunjung dan pegawai kedai kopi tersebut. Dan ini ditulis oleh penulis yang berbeda untuk setiap kisahnya, namun satu cerita dengan cerita lainnya saling terkait. (*njelimet ya?).

Jika di lihat dari benang merah yang tertulis, saya melihat kedai kopi ini merupakan miniatur kecil dari kisah kisah yang saling terkait di dunia ini yang di atur oleh Sang Maha Sempurna. Terlihat begitu kompleks, namun sesungguhnya sangat sederhana..

Balada Kedai Kopi..

Ceritamu..
Ceritaku..
Cerita dia
Cerita kita..
Dan cerita mereka..

Sapaku
Diammu
Teriak mereka
Tangis kita
Dan tawa mereka…

Sekali lagi..terlihat begitu kompleks, namun sesungguhnya sangat sederhana..

NB:

Falling In Love At a Coffee Shop – Landon Pigg

I think that possibly
Maybe I'm falling for you
Yes There's a chance that I've fallen quite hard over you

I've seen the paths that your eyes wander down

I want to come too

I think that possibly

Maybe I'm falling for you

No one understands me quite like you do

Through all of the shadowy corners of me

I never knew just what it was about this old coffee shop I love so much

All of the while I never knew

I think that possibly

Maybe I'm falling for you
Yes there's a chance that I've fallen quite hard over you

I've seen the waters that make your eyes shine

Now I'm shining too

Because

Oh
Because I've fallen quite hard over you

If I didn't know you I'd rather not know

If I couldn't have you I'd rather be alone

I never knew just what it was about this old coffee shop I love so much

All of the while I never knew

I never knew just what it was about this old coffee shop I love so much

All of the while I never knew

All of the while

All of the while
All of the while it was you, you!

Balada Ulang Tahun


Balada berikut berkisah tentang hari ulang tahun yang insyaAllah setiap tahunnya kita rasakan. Begitu pula dengan PHEONWJ yang baru berulang tahun kemarin..

Untuk rasa yang masih percaya keindahan dan keajaiban hati dalam hari-harinya..


source : google


Sejauh jauh aku melihat hidup..
Ada waktu yang bercerita tentang harapan
Ada keluh kesah yang berteriak mencaci
Ada lari-lari kecil mengejar mimpi di pagi buta
Ada jiwa-jiwa yang lelah menanti
Ada hati yang berbunga karena cinta
Ada air mata karena kecewa
…….
…….
……
Dan ada rasa yang masih percaya keindahan dan keajaiban hati dalam hari-harinya..

Bersyukurlah..
Karena waktu masih menyapa harimu..

*dengan membungkuk dalam dalam, doa terbaek...


Senin, 23 Juli 2012

Balada Azzam..

Di bulan Ramadhan ini ada satu sinetron yang sudah berjalan selama 6 Tahun yaitu Para Pencari Tuhan (PPT) yang kalo anak SD udah lulus  dan siap masuk SMP yah,hehe.. Ada satu tokoh yang menarik bagi saya pribadi yang bisa di bahas dalam balada kali ini, yaitu tokoh Azzam (aktor : Agus Kuncoro). Saya selalu menganga (*dalam arti sebenarnya, kondisi mulut terbuka)  ketika Azzam sudah berbicara dengan filosofi tentang hidup dan cinta. Kejeniusan penulis skenario dan keberhasilan Agus Kuncoro yang berperan sebagai Azzam patut di acungi 4 jempol bagi saya pribadi. 

Pagi tadi ada satu dialog yang menarik, dan dialog tersebut sekali lagi kembali membuat saya menganga (*masih dalam arti sebenarnya..). Hal ini berhubungan dengan pendapat saya bahwa setiap wanita itu cantik dengan caranya masing-masing apapun keadaannya. Dan “masing-masing” di sini, mungkin terjawab oleh filosofis Azzam di sinetron PPT yang saya tonton pagi tadi..

Balada Azzam..

Agus "azzam" Kuncoro (source : google)


Sejauh saya mengingat dialog itu..

Scene:
Ketika Alya sedang berkeluh kesah kepada Azzam tentang kehidupan yang terus menua, di mana kecantikannya  menurun dan tidak menarik lagi seiring berjalannya waktu..
Lalu Azzam berkata kepada Alya dengan ciri khas seorang Azzam..  (*kalo sempat nonton, silakan diperhatikan saat Azzam bicara, benar2 khas.. hehehe..)

Azzam:
“Kecantikan wanita pada saat muda, di lihat dari kekencangan kulitnya..
Kecantikan wanita pada saat usia dewasa, di lihat dari kematangannya dalam bersikap..
Kecantikan wanita pada saat tua, di lihat kharisma-nya…

Saat uban mulai tumbuh, dan rambutmu mulai memutih..
Percayalah bahwa kamu akan tetap cantik…”

Alya:
“Gombal kamu..” * sambil tersenyum, yang juga khas senyum wanita yang sebenarnya senang… 


Dan berkat "Azzam" inilah, pendapat saya pun menjadi seperti berikut ini..

“Wanita itu cantik dengan caranya masing-masing dan itu adalah sesuatu yang abadi..”


So, seorang wanita..di kala usianya sudah sedikit malu-malu untuk di sebut masih muda, ia tetaplah cantik…

NB:
Dan timbulah pertanyaan bagi saya pribadi, bagaimana soal filosofi kegantengan laki-laki?

Bengong…



Seperti inilah kira-kira..
“Kegantengan lelaki pada saat muda, dewasa, dan tua ..
Dilihat dari sejauh mana ia mengerti hati seorang wanita…”
*dengan gaya berbicara khas azzam

Maka di dunia ini sedikit sekali lelaki yang ganteng yah..
Karena masih banyak terdengar ucapan dari wanita ke pria: “Kamu ga pernah ngerti isi hatiku..” *dengan mode sinetron
Hehehe…